Salah satu sisi
foto uang kertas kuno ini menunjukkan bendungan di Kabupaten Asahan, Sumatera
Utara. Pada tahun 1984 Bank Indonesia merilis pecahan uang dengan gambar
bendungan ini dan menarik kembali peredaran pada tahun 1995 dengan menggantikan
yang lebih baru.
Pemilihan
bendungan Sigura-gura sebagai gambar pada uang kertas Rp100 adalah bentuk
apresiasi terhadap peran penting bendungan ini dalam pembangunan nasional,
serta keindahan alam dan keunikan strukturnya. Selain itu, gambar bendungan ini
juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
sumber daya air dan energi. (Sumber:
OkeZone.com)
Salah satu hal
yang paling diingat warga Sumatera Utara adalah gambar atau icon bendungan
Sigura-gura, Kab. Asahan pada pecahan uang kerta Rp100 yang dirilis pada tahun
1984 pada sisi depannya, tertera gambar burung dara mahkota yang merupakan
burung endemik asal Papua dan pada bagian belakang tertera gambar bendungan
tertua di Indonesia yaitu bendungan Sigura-gura, Kab. Asahan, Sumatera Utara.
Jika
memperhatikan lebih jauh, anda akan menemukan bahwa burung dara mahkota berasal
dari Timur Indonesia, sedangkan Bendungan Sigura-gura Asahan adalah kemajuan
teknologi di sisi Barat Indonesia. Uang ini bertujuan untuk memadukan
keunggulan Indonesia di sisi timur dan barat.
Dapat diambil
kesimpulan bagaimana bendungan Sigura-gura masuk ke dalam uang kertas Rp100,
tidak hanya sebagai desain mata uang saja bendungan ini melambangkan peran
besar yang dimainkan dalam pembangunan dan kemajuan Indonesia. Presentasi ini
menunjukkan peran pentingnya dalam pengendalian air, irigasi, dan dukungan
ketahanan pangan. Dengan menambahkan bendungan ini ke dalam desain mata uang,
kita mengingat nilai sejarah dan fungsi strategisnya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sangat penting untuk menjaga dan merawat bendungan
ini agar tetap relevan dan berfungsi dengan baik untuk generasi mendatang.