Desa Tangga terletak di Kecamatan Aek
Songsongan, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, sebagai desa yang kaya akan
warisan budaya. Salah satu aset budaya yang ada di desa ini adalah seni tari
Tortor khas Batak, yang menjadi simbol identitas masyarakat lokal. Dalam rangka
menghidupkan dan melestarikan tradisi ini, mahasiswa Beswan KSE Medan Raya dari
PKSE UNIMED, PKSE USU, dan PKSE UIN SU berkolaborasi dalam program Inalum Camp
Batch 2 yang berlangsung di PT. Inalum pada 25-31 Oktober 2024. Mereka merintis
sebuah sanggar yang diberi nama "SANTALUM." Melalui inisiatif ini,
diharapkan tari Tortor dapat berkembang bukan hanya sebagai kegiatan
ekstrakurikuler, tetapi juga sebagai bagian integral dari budaya masyarakat
Desa Tangga, yang dapat memperkuat rasa kebersamaan dan menumbuhkan kebanggaan
generasi muda terhadap warisan budaya Batak.
SANTALUM: Lebih dari Sekadar Sanggar
SANTALUM, singkatan dari Sanggar Tangga
Inalum, dirancang sebagai wadah bagi siswa SDN 017140 Tangga untuk belajar dan
menghidupkan kembali budaya Tortor. Meskipun saat ini masih dalam tahap
pengembangan, SANTALUM bertujuan untuk menjadi tempat yang terbuka bagi siswa
sekolah dasar yang ingin mempelajari tarian ini. Tortor tidak hanya sekadar
gerakan; ia mengandung cerita dan makna kebersamaan yang dalam. Inisiatif ini
ingin menjadikan Tortor sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari siswa,
memperkuat hubungan mereka dengan tradisi lokal dan meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pelestarian budaya.
Melihat potensi yang ada di Desa
Tangga, Beswan KSE percaya bahwa wadah ini mampu menampung minat dan bakat para
siswa di UPT SDN 017140. Meskipun ekstrakurikuler Tortor telah ada di sekolah,
mereka merasa bahwa masih banyak potensi yang belum digali. Dengan dibentuknya
SANTALUM, anak-anak di sekolah dasar yang tertarik untuk belajar tari akan
memiliki tempat untuk mengekspresikan minat mereka. SANTALUM diharapkan dapat
menjadi pusat kegiatan bagi siswa yang menghubungkan mereka dalam upaya bersama
melestarikan budaya.