"Cegah Punah! SD Di Desa Tangga Ajarkan Tor-Tor ke Generasi Muda di Sekolah"

Di tengah keindahan alam Sumatera Utara yang mempesona, Desa Tangga merupakan permata tersembunyi dengan keragaman budaya yang luar biasa. Desa Tangga terletak di Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara.


Dari sekian banyaknya budaya batak Toba, Tari Tor-tor adalah salah satu kebudayaan yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Batak. Tari ini merupakan salah satu warisan tak benda yang paling berharga yang menjadi Kearifan lokal. Selain menjadi pertunjukan fisik yang memukau, tari Tor-tor merupakan gambaran dari semangat dan jiwa masyarakat Batak. (Kemenparekraf/Baparekraf RI)


Berdasarkan catatan sejarah, tarian Tor-tor ini pada awalnya merupakan sebuah tarian ritual yang sakral dan dipentaskan pada upacara-upacara adat, pernikahan,kesembuhan, kematian, dan lain sebagainya. Hingga saat ini, tari tor-tor menjadi salah satu bagian penting dari budaya adat suku Batak. Setiap gerakan tubuh, irama, dan busana memiliki makna yang mendalam yang berhubungan dengan cara hidup, adat istiadat, dan kepercayaan mereka.


Seperti yang dilakukan oleh UPT SDN 017140 Tangga, tari Tor-tor merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Tangga dan tidak hanya dilakukan pada acara-acara adat. Tetapi, tari Tor-tor juga diajarkan kepada anak-anak yang ada di sekolah dasar tersebut. Anak - anak yang ada di sekolah SD tangga ini diajari oleh Guru yang ada di sekolah desa tangga. Dengan tujuan sebagai bentuk pelestarian budaya dan penghormatan kepada leluhur. Mulai  dari ciri khas gerakan, komunikasi spiritual serta pengenalan peranan dalam perayaan spiritual.


Hal ini perlu dan harus diajarkan sejak dini, terutama dalam Era Globalisasi. Dengan banyaknya sudah kebudayaan yang hampir punah dan tidak terkecuali dengan tari Tor-tor. Maka perlu diajarkan sejak dini untuk kesinambungan budaya di masa mendatang. Seperti yang dilakukan oleh sekolah yang ada di desa Tangga, kegiatan ini dilakukan sudah jadi hal yang rutin setiap minggunya. Karena mengingat akan pentingnya pelestarian budaya tersebut di era sekarang dan sudah banyak kebudayaan yang hampir punah bahkan nilai nilai yang terkandung di dalamnya juga sudah hampir hilang di beberapa daerah.


Maka dari itu, Tari Tortor ini hadir dan tetap ditampilkan rutin di UPT SDN 017140 Desa Tangga yang merupakan bagian penting dalam masyarakat adat Batak, yang memiliki nilai budaya dan nilai spiritual. Apalagi dengan banyaknya gerakan dan juga jenis tari tor-tor ini menjadi salah satu aspek yang perlu diajarkan sejak awal. Dalam pelaksanaannya pun, Tor- tor ini sifatnya situasional. Hal tersebut dapat dilihat dalam jenis tortor itu sendiri, seperti ada Tortor Simonangmonang (tarian kemenangan), Tortor Sombasomba (tarian penyembahan), atau Tortor Habonaran (tarian kebenaran).


Salah satu keunikan tarian Tor-tor yang ada di Sekolah Dasar Desa Tangga adalah penggunaan kostum yang dipakai dengan dinas sekolah SD dan terkadang di balut dengan